Selasa, 30 April 2013

Arti Dari Perasaan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn7qk3PX6Ut6M4P6Q4wL1MBAp321-_zm8gPGZVDAmw7cCr6l8_ygC9VVfeQmxt8YqSVrvIa0s-N1UWF-w1p0OUQDq0YyP_5e7bBUui9j68Rpf_a4ajgpzzzj3EGClCxRcfh0fnSSVheZs/s200/ketakutan.jpg

sering kita menertawakan apa yang di lakukan atau yang ada pada diri seseorang
tanpa kita sadari apa yang kita tertawakan itu telah menyakiti perasaan orang tersebut
walau pun dengan kasat mata tidak akan terlihat, akan tetapi luka itu akan membekas di dalam hati
bagaimana pun juga manusia di berikan hati dan perasaan oleh ALLAH SWT
yang harus selalu kita jaga dan jangan sampai melukai perasaan itu
serta jangan lah melihat seseorang dari apa yang ia kerja kan, tetapi liat lah apa yang mampu kita berikan untuk nya
karena apa yang kita lakukan tak kan pernah sama oleh orang lain
hargai lah itu
karena dengan menghargai apa yang di lakukan orang lain, maka kita akan dihargai oleh orang lain juga
jangan lah pernah menghakimi seseorang walau pun itu hanya sebuah gurauan
karena tak selama nya gurauan itu adalah sebuah kelucuan
akan tetapi itu akan memberikan sebuah luka di hati yang sangat perih 

Tears


Sadness ... Often our demands, tears ...
Happiness ... Sometimes demanded the same thing, while touching sense of emotion ...
Tears ... Can meaningful, lies, Can meaningful, sincerity ...
Tears of sadness just sekedarluapan While emotion, tears kebahagiaanlahir of feeling ... And, what comes out of the feeling, is the sincerity ..
Thank you, dear .. Have you showed, the sincerity of your heart ...
Crying is not just a feeling impingement. Meaning that shed tears when crying is an expression of the feelings of happiness, sadness disappointment too. Be a reflection of the absence of constraints as well, nothing is perfect in the world and there is no eternity on mortal, animate everything will perish. Then, why do we cry.?
Without even taught, all babies, all children, all men can cry because crying is inherent in human nature. Crying is a form of sensitivity detector that could be someone's feelings.
When the cry, let it cry, do not be buried. Crying is not a mistake that should be judged. Souls that cry for freedom mengungkapakan stored feelings, and terbiar remaining at the base desires.


Keajaiban Senyuman


Tersenyum, betapa mudahnya hal ini dilakukan. Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum.  Dan hanya butuh tujuh detik mempertahankan sang senyum untuk terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati.
Tetapi kenapa hal sederhana ini jarang terlihat?  Wajah-wajah di jalan, di angkutan umum, di kantin, di kantor, bahkan di tempat wisata yang seharusnya menjadi kebun senyum, justru terlihat buram.  Kerutan-kerutan di wajah menunjukkan betapa berat beban yang harus ditanggung wajah-wajah itu.  Banyak wajah yang daerah diantara dua matanya mengkerut.  Menyeramkan dan tampak garang.  Duh...
Senyum itu sudah hilang dari wajah banyak orang.  Entah kenapa senyum – bahkan tawa – yang selalu cerah menghiasi wajah-wajah itu dari kecil, sirna begitu saja.  Sekarang, bahkan bukan hanya wajah-wajah tua dan dewasa yang telah kehilangan senyum manis.  Wajah para remaja dan anak-anak pun telah ketularan kerutan-kerutan penuh beban itu.
Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan Yang Maha Indah.  Tuhan sengaja menganugerahkan  senyum sebagai bagian dari keindahan manusia.  Sayang, anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia.  Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya gemar tersenyum.
Hidup dan kehidupan manusia pun akan lebih indah dan menenteramkan bila kita menemui banyak senyum di sekeliling kita.  Terutama sang senyum dari wajah kita sendiri. Bukankah sangat enak bila kita menerima senyum?  Dan bukankah jauh lebih enak bila kita lah yang memberi senyum?
Saudara, senyum yang sederhana, mudah dan gratis itu ternyata menyimpan banyak keajaiban.  Setidaknya dari berbagai pengalaman dalam hidup saya.  Yap, dalam hidup saya, saya menemui banyak keajaiban.  Bentuknya macam-macam.  Ada  kemudahan, kesehatan, kekayaan, kebaikan, solusi dan sebagainya dari sebuah senyuman.

Sang senyum – lengkungan yang menurut Pak Gede Prama bisa meluruskan banyak hal – adalah hal yang luar biasa. Ia seperti oase di tengah gurun pasir.  Ia seperti setetes air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga.  Ia seperti udara bagi yang tercekik.  Ia seperti sumbangan uang bagi fakir miskin yang dirawat di rumah sakit.  Ia seperti mangga muda bagi ibu muda yang sedang ngidam.  Ia seperti pinjaman uang bagi yang sedang membutuhkan.  
Ia juga seperti semangkuk mie instan bagi pengungsi yang kelaparan. 
Senyum pada hakikatnya adalah kebutuhan manusia.  Siapa yang senang tersenyum membuat jiwa, perasaan, pikiran dan fisiknya terpenuhi salah satu kebutuhannya.  Bila manusia tidak senang tersenyum, ada luka di jiwa, rasa dan pikirnya.  Sang jiwa yang terluka membuat hidup dipenuhi kegelisahan.  Sang rasa yang terluka membuat hidup tidak tenang.  Sang pikir yang terluka membuat hidup penuh beban.
 Aturan Senyum Tulus
Senyum tulus ada aturannya?  Ya, ada.  Aturan ini saya dapat dari dua orang guru saya.  Pertama Pak Jamil Azzaini.  Kedua, Pak Amir Tengku Ramly.  Pertama sekali, saya belajar dari Pak Jamil, bahwa senyum itu harus 227.  Artinya senyum baru terlihat tulus dengan menarik bibir ke kanan 2 cm, ke kiri 2 cm, pertahankan minimal selama 7 detik.  Bila kurang dari 7 detik, maka senyum itu akan kehilangan ketulusannya.
Aturan ini lalu disempurnakan oleh Pak Amir.  Menurut Pak Amir, senyum itu harus 127.  Angka satu artinya sang senyum harus lah berasal dan bertujuan untuk menyatukan hati. Hati yang memberi dan menerima senyum.  Dengan begitu, senyum itu berperan sebagai pengikat dan jembatan antara satu diri dengan diri-diri yang lain. Sedang angka 2 dan 7, maknanya sama dengan aturannya Pak Jamil.
 Itulah senyum saudara... 
Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa. 
Ia kecil, tapi bermakna raksasa. 
Ia mudah, tapi sangat berharga. 
Karenanya,....
Tersenyum lah saudara
Nikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda.
Dan...
Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita.

Arti Dari Perbedaan


Assalaamu’alaikum wr wb
http://osolihin.files.wordpress.com/2007/04/berbeda.jpg?w=300&h=187Saat mengendarai sepeda motor sepulang kerja, di depan saya ada sebuah mobil sedan. Karena jalanan cukup sempit saya nggak bisa menyalipnya dengan mudah. Apalagi dari arah berlawanan sering ada mobil juga. Setiap kali direm, di bagian belakang mobil sedan itu, di balik kaca belakangnya, ada tulisan teks berjalan dengan warna merah yang membuat saya harus berpikir keras untuk menyerap maknanya. Kalimat itu tertulis: “Jangan berani untuk sama”.
Jangan berani untuk sama? Ya, ada baiknya juga memang kalimat tersebut, meski kalimat itu menurut saya sangat bersayap alias bisa berarti banyak. Tergantung siapa yang menerjemahkannya dan untuk menjelaskan beragam maksud. Tentu sesuai pula dengan persepsi masing-masing orang. Itu sebabnya kenapa disebut sebagai kalimat “bersayap”.
Kalimat “Jangan berani untuk sama”, bisa berarti bahwa kita nggak perlu minder untuk berbeda dengan yang lain. Bahkan perbedaan itu sangat boleh jadi justru sebuah keberanian. Itu sebabnya, kalo untuk sesuatu yang sama, nggak usah (terlalu) berani. Begitu kira-kira. Sebuah pilihan yang mungkin saja sudah dipertimbangkan sangat matang. Nggak asal aja.
Nah, kalo kita ‘syarah’ (dianalisis dan diperjelas) lagi. Misalnya tentang keputusan kita memilih menjadi aktivis rohis. Tentunya kita memilih berbeda dengan kebanyakan teman lain yang justru saat itu lebih cenderung gabung di klub eskul olahrga, tari, pecinta alam, atau kegiatan lainnya. Berbeda dari teman lain dengan menjadi aktivis rohis, tentunya ini adalah sebuah keberanian. Iya kan?
Lalu bagaimana dengan teman kita yang justru ingin berbeda dari komunitas anak rohis? Ia nggak berani untuk sama dengan anak rohis. Tapi berani untuk berbeda dari anak rohis dengan menjadi anak gaul yang hobinya dugem dan gaul bebas dengan lawan jenis. Baginya, menjadi aktivis dugem dan gaul bebas adalah sebuah keberanian untuk tidak sama dengan anak rohis.
Lha, kalo yang kayak gini gimana jadinya? Hmm.. itu sebabnya, menurut saya kalimat itu disebut “bersayap” alias banyak arti tergantung persepsi orang yang menerjemahkannya. Waduh, gimana urusannya dong? Mana yang benar dan mana yang salah? Kapan boleh berbeda dan kapan seharusnya sama?
Tenang sobat, nggak usah keburu bingung atau stres. Ini justru menurut saya adalah bagian dari kelemahan kita. Dengan demikian, kita memang nggak bisa menentukan sesuatu itu benar atau salah sesuka hati, pikiran, atau perasaan kita. Bahaya. Karena apa? Karena bisa jadi banyak persepsi. Singkatnya, kita perlu standar yang mengatur batasan-batasan tersebut. Ya, kudu ada ukuran yang fixed. Nggak bisa sembarangan.
Inilah barangkali alasan kenapa “ukuran panjang satu meter” pun sudah ditetapkan secara internasional. Alat pengukur lain harus dikalibrasi  (diuji, dicocokan) dengan standar yang dibuat. Supaya ada kesamaan dan kejelasan penilaian. Bayangin deh kalo untuk sebuah ukuran saja harus ada sekian ukuran yang ditentukan sesuai selera masing-masing, kita pasti bingung pilih yang mana. Iya kan? Misalnya aja ukuran panjang “sedepa” itu diukur lewat panjang rentangan dua tangan tiap orang yang beda-beda. Kalo kemudian masing-masing orang meyakini sesuai pengukurannya, kita pusing. Karena setiap ukuran panjangnya jadi sesuai ‘ukuran’ rentangan tangan masing-masing. Padahal, orang yang tinggi dengan yang pendek pasti beda ukuran rentang tangannya. Betul?
Lalu, buat apa saya menulis catatan ini dengan judul, “arti sebuah perbedaan”? Begini penjelasannya. Berbeda boleh saja kok. Asal, itu dalam sebuah koridor yang dibolehkan untuk berbeda. Misalnya, untuk selera makan, ya nggak bisa disamain tiap orang. Rasa suka kepada lawan jenis juga nggak bisa disamain untuk semua orang. Warna baju juga boleh berbeda kok. Termasuk boleh juga berbeda pendapat dalam masalah furu’iyah (cabang). Misalnya, kita nggak bisa maksa orang untuk melakukan sholat shubuh dengan melakukan qunut atau tidak. Karena kedua pendapat itu masing-masing memiliki dalil. Untuk kasus ini nggak perlu ribut lah. Nggak perlu mengklaim salah satu benar dan satunya pasti salah. Karena yang seharusnya disalahkan adalah yang nggak sholat shubuh. Seharusnya kedua belah pihak bersatu padu untuk menyadarkan yang masih belum mau sholat shubuh. Tul nggak sih?
Bagaimana dengan yang tidak boleh berbeda (dan itu harus sama), dalam masalah apa aja? Nah, menurut saya di sini berlaku pernyataan bahwa “bagi yang mau sama”, dapet gelar berani. Misal, sebagai muslim kita wajib menjadikan Islam sebagai the way of life kita. Bukan agama lain, atau kepercayaan lain untuk menuntun hidup kita. Ya, cuma Islam. Di sinilah kita wajib sama dan kudu berani untuk sama. Karena kesamaan ini jelas ada dalilnya. Ketika kita sudah menyatakan sebagai muslim, maka seluruh kehidupan kita harus rela diatur oleh Islam.
Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan..” (QS al-Baqarah [2]: 208)
Sobat muda muslim, dengan ayat ini, berarti kita kudu total dalam memeluk Islam. Nggak boleh belang-belang. Nggak boleh setengah-setengah. Jangan sampe berbagai aturan kita pake, padahal kita muslim. Itu namanya “malpraktek”. Kita ngakunya muslim, tapi nyuri barang orang lain jadi hobi kita. Kita bilang ke mana-mana bahwa kita aktivis rohis, ternyata kita malah melakukan pacaran. Ortu kita rajin ngajinya, tapi yang diulik bukan al-Quran, melainkan Darmogandul, primbon dan sejenisnya. Lha, ini jelas salah prosedur, guys!
Dalam masalah keyakinan akidah Islam inilah kita harus berani untuk sama. Nggak boleh nekat berbeda. Allah kembali menjelaskan dalam firmanNya, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS al-Ahzab [33]: 36)
Sebagai kesimpulan, bahwa “arti sebuah perbedaan” itu kudu jelas batasannya. Ada saatnya kita boleh berbeda, tapi ada saatnya kita harus sama. Tapi standar boleh dan tidaknya kita berbeda atau sama itu hanya aturan Islam. Ya, karena kita sebagai seorang muslim.
Guys, jangan sampe kita berani untuk beda, tapi ternyata “bedanya” kita itu malah dibenci dalam ajaran Islam. Karena apa? Karena perbedaan yang kita kampanyekan justru melanggar ajaran Islam. Misalnya, kita mengkampanyekan pentingnya demokrasi dan sekularisme sebagaithe way of life kita. Wah, itu sih namanya perbedaan yang tak pantas disandang dan bahkan mencoreng kepribadian kita sebagai Muslim. Sebabnya, demokrai dan sekularisme adalah bertentangan dan bahkan menentang Islam. So, ati-ati ya Bro! Tanamkan dalam pikir dan rasa kita bahwa cuma Islam yang kita jadikan the way of life, bukan yang lain!
Salam,
O. Solihin

Hidup Untuk Memilih


Hidup di dunia ini dengan berbagai aspeknya selalu menghadirkan pilihan-pilhan. Dan semua kita yang masih hidup harus dan pasti memilih diantara pilihan-pilihan yang tersedia. Tidak mungkin tidak. Perbedaannya mungkin hanya apakah sebuah pilihan diambil dengan penuh kesadaran, kesengajaan, pemahaman, pertimbangan, perhitungan, dan pertanggungan jawab, ataukah tidak. Bahkan termasuk sikap tidak memilih itu sendiri sebenarnya juga sebuah pilihan.
Dan kualitas diri seseorang itu ditentukan antara lain oleh sikap dan caranya dalam menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya, serta kemampuannya dalam mempertanggung jawabkan setiap pilihan yang diambilnya.
Karena setiap pilihan dalam hidup pasti ada konsekuensi dan resikonya, maka biasakanlah diri agar selalu memilih secara sadar, sengaja dan bertanggung jawab. Lebih-lebih lagi karena setiap pilihan juga pasti akan ditanya tentangnya dan diminta pertanggungan jawabnya. Maka janganlah pernah sekali-kali tidak peduli dalam memilih apa saja dan siapa saja.
Oleh karena itu, kesiapan yang baik dalam memenuhi konskuensi setiap pilihan, dan kekuatan yang memadai dalam mengantisipasi resiko-resikonya , tak jarang justru jauh lebih penting daripada bentuk dan jenis pilihannya itu sendiri. Maka orang lemah adalah orang yang memilih dengan tanpa mengantisipasi konsekuensi dan resiko pilihannya. Dan lebih lemah lagi, adalah yang bahkan tidak memikirkan dan memperhitungkannya sama sekali.
Lalu, disamping pertimbangan akan resiko dan konskuensi, nilai sebuah pilihan utamanya juga sangat ditentukan oleh dasar dan standar yang dipakai oleh setiap pemilih dalam menentukan pilihan. Sehingga kontras dan ekstremnya perbedaan pilihan atau penilaian terhadapnya antar berbagai pihak, seringkali karena perbedaan dasar dan standar yang dipakai oleh masing-masing. Maka agar adil dan tidak salah, sebelum menilai pilihan seseorang atau suatu kelompok dalam hal-hal opsional tertentu, sangatlah penting sekali bila kita terlebih dulu mengetahui dan memahami dasar serta standar yang dipakainya secara baik dan proporsional.
Dan bila dilihat dari sifat, dasar dan standar yang dipakai, maka akan didapati bahwa, ada dua jenis atau kategori pilihan. Yaitu jenis dan kategiri pilihan dengan dasar dan standar idealistis, serta jenis dan kategiri pilihan dengan dasar pertimbangan realistis. Dan sikap terbaik dan terideal adalah yang selalu berupaya menentukan pilihan dengan cara memadukan antar keduanya. Namun masalahnya, akan selalu ada saja sikap-sikap ekstrem dan kontradiktif. Dimana ada yang terlalu idealistis sampai tidak mau mengakui adanya pilihan dengan dasar pertimbangan realstis. Sementara yang lain realistis secara berlebihan, sehingga tampak atau minimal terkesan abai terhadap kaedah-kaedah dasar dan prinsip-prinsip standar idealstis. Maka akan sangat kontras sekali hasilnya, kala pilihan dengan dasar pertimbangan realistis misalnya, dinilai dengan standar dan parameter idealistis murni. Sebagaimana begitu pula sebaliknya, pilihan-pilihan dengan standar dan parameter idealistis, tidak akan bisa dan mampu dipahami dengan baik dan benar serta proporsional oleh yang hanya berorientasi dan berpola pikir realistis semata.
Selanjutnya, merupakan salah satu realita dan fakta yang tak terpungkiri bahwa, mayoritas pilihan dalam berbagai aspek dan masalah kehidupan saat ini adalah merupakan pilihan-pilihan realistis. Karena memang hampir-hampir tidak ada pilihan di bidang apapun yang dasar dan landasannya idealistis murni. Maka umumnya sangat dilematis sekaligus controversial sekali.
Memang kaidah normatif yang mengikat setiap muslim dan muslimah dalam hidup ini bahwa, dalam menentukan atau menilai setiap pilihan apapun, semestinya ia selalu mengacu pada standar dan parameter idealistis, untuk memperoleh pilihan yang ideal pula. Namun betapa sulitnya mendapatkan pilihan ideal itu di dalam realita kehidupan seperti sekarang ini, dimana mayoritas aspeknya telah demikian jauh atau terjauhkan dari standar komitmen, kontrol dan arahan syar’i.
Sehingga hampir-hampir saja kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak ada satupun diantaranya yang ideal. Sementara itu kita tidak bisa atau tidak mungkin atau tidak dibenarkan untuk tidak memilih! Dan itu dalam hampir semua aspek kehidupan; dalam aspek sosial, pendidikan, seni budaya, ekonomi, pekerjaan, media, berbagai sarana, hukum, politik, dan lain-lain.
Nah dalam realita dan kondisi seperti itu, standar dan parameter yang harus dipakai dan diterapkan dalam menentukan suatu pilihan tertentu atau dalam menilainya haruslah standar realistis, dan bukan standar idealistis. Karena memang pilihan manapun yang diambil oleh siapapun tentulah merupakan pilihan realistis pula, dan tidak mungkin ada pilihan yang idealistis.
Sebagai contoh misalnya dalam bidang dakwah Islam. Jika penerapan prinsip tadarruj (pentahapan) dalam perjuangan dakwah Islam diibaratkan naik tangga, dan puncak idealita islami murni itu ada di tangga 10 misalnya, sementara marhalah (tahapan) dakwah saat ini baru sampai tangga 3 misalnya, maka pilihan-pilihan dakwah di marhalah ini haruslah ditentukan dan dinilai berdasarkan standar dan parameter tangga 3 dan bukan tangga 5 atau tangga 7 atau apalagi tangga 10!
Dan kaidah penting dalam melakukan muwazanat (perbandingan dan pertimbangan) diantara pilihan-pilihan realistis adalah sebagai berikut: Selama diantara pilihan-pilihan realistis itu masih bisa dibedakan, maka secara syar’i seorang muslim atau muslimah tetap wajib memilih diantara pilihan-pilihan yang ada itu, dan tidak dibenarkan bersikap netral atau abstain dengan tidak menentukan pilihan tertentu di antara pilihan-pilihan yang tersedia. Dan yang dimaksud dengan “masih bisa dibedakan” itu yakni selama masih bisa dibedakan dalam hal baik-buruknya dan maslahat-madharatnya, atau masih bisa dibedakan dalam hal tingkat kebaikan dan kemaslahatannya ataupun tingkat keburukan dan kemadharatannya!
Saat kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang semuanya buruk dan madharat, seperti kebanyakan pilihan yang ada di hadapan kita selama ini, maka secara syar’I kita wajib memilih yang tingkat keburukan dan kemadharatannya lebih atau paling ringan dan paling rendah. Karena hanya dengan cara itulah kita bisa mencegah pilihan yang lebih atau paling buruk dan paling madharat. Jadi babnya disini adalah demi melakukan kewajiban inkarul munkaril akbar (pengingkaran atau pencegahan terhadap kemungkaran yang lebih atau paling besar), yang hanya mungkin dilakuakan dengan terpaksa memilih, berpihak dan mendukung al-munkar al-ashghar (kemungkaran yang lebih atau paling kecil), sesuai kaidah ikhtiyar ahwanisy-syarrain atau akhaffidh-dhararain (memilih atau menolerir keburukan/kemadharatan yang lebih ringan dan lebih kecil diantara dua pilihan buruk/madharatyang ada) di dalam ushul fiqih.
Dan terakhir, yang juga sangat penting disadari dan diingat bahwa, sikap netral atau abstain, yang biasa diistilahkan golput (golongan putih?) dalam menghadapi pilihan-pilihan realistis yang kesemuanya buruk dan madharat, namun masih bisa dibedakan tingkat keburukan dan kemadharatannya, pada hakekatnya merupakan sikap “memihak” dan “memenangkan” pilihan yang lebih atau paling buruk. Namun hal itu sering tidak disadari oleh pihak-pihak yang bersangkutan.


Memilih dan Dipilih


memilih dalam kehidupan selalu ada kata memilih atau dipilih .
itu sudah jadi hal mutlak dalam setiap nafas kehidupan terlebih saat kita harus belajar memahami apa itu arti dipilih dan memilih .
sebagai wanita kita saya selalu berharap dapat memilih yang terbaik dan dapat dipilih oleh yang terbaik , terkesan hany aingin untung saja tapi kalau kita pelajari lagi arti memilih dan dipilih sangat lah luas , karena saat kita mampu memilih tandanya kita sudah punya satu poin kedewasaan dalam memilah , tapi saat kita dipilih kita dapat tahu bahwa kita punya 1 hal yang sangat menonjol sehingga orang" memili kita .
masih banyak hal pengertian tenantang memilih dan dipilih .

tapi ada kalanya kita akan merasakan tidak dapat memilih dan tidak dipilih .
itu adalah hukum karma yang ga akan pernah bisa kita lewati , selebih"nya orang pasti pernah mengalami hal itu , kecewa ? itu pasti tapi bagai mana kita menyikapi itu semua , bagaimana kita hadapi itu semua , semua ada waktunya saat kita mampu memilih dan banyak dipilih tapi kelak ada waktunya kita tidak pernah bisa melakuakn kedua hal yang menguntungkan itu .

tapi percaya saat waktu kan bawa ssemua itu , saat waktu yang aka menjaga semua itu , saat waktu yang akan mengabadikan hal saat itu kita akan mendapatkan yang terbaik untuk kehidupan kita .

Chance of Life


Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.
Bibit yang kedua bergumam. “Aku
takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.
***
Teman, memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.
Sahabat, tiap pilihan selalu ada resiko yang mengiringinya. Namun jangan sampai ketakutan, keraguan dan kebimbangan, menghentikan langkah kita.

“Bukalah setiap pintu kesempatan yang datang mengetuk, sebab, siapa tahu, pintu itu tak mengetuk dua kali.”

Forgiven But Not Forgotten


forgiven but not forgotten 

begitulah orang beralasan untuk menunjukkan (seolah-olah) dia sudah memaafkan seseorang yang menyakitinya/berbuat tidak menyenangkan padanya, padahal sebenarnya tidak bisa berdamai dengan hatinya.
memaafkan, dapat diartikan sebagai upaya mengelola konflik dalam diri (dengan kata lain lebih ke masalah hati) akibat dari tindakan ataupun perlakuan tidak menyenangkan (bisa juga merugikan) dari seseorang (atau kelompok) di masa yang telah lewat, yang menimbulkan dendam, amarah dan kebencian 
dengan mengelola konflik tersebut (memaafkan) maka dendam, amarah dan kebencian tersebut dapat dinetralisir.
melupakan, dapat diartikan sebagai menghapus suatu memory (ingatan) tertentu dari dalam otak (otak adalah penyimpan memory/ingatan), sehingga dengan penghapusan tersebut, suatu kejadian yang terekam dalam memory (ingatan) seseorang menjadi hilang 

menghapus memory di otak sama sulitnya ketika mengembalikan memory (ingatan) yang sudah hilang 
memaafkan belum tentu melupakan .
karena memory tidak dihapus, tetapi file/folder tersebut bisa tidak dibuka 
sebab dengan tetap "menyimpan file" kesalahan tersebut, akan menjadi auto protect (pengamanan otomanis) buat diri kamu dari kemungkinan kesalahan (perlakuan/tindakan) yang sama dilakukan oleh orang yang sama pada kamu di masa yang akan datang 
tapi memaafkan berarti tidak lagi mengingat-ingat kesalahan seseorang karena kamu sudah memaafkannya 
mampu berlaku santun ketika harus berhadapan dengan orang yang sudah menyakiti/berperilaku tidak menyenangkan terhadap kita

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan



Pernahkah kamu berharap pada seorang mahluk,
Kamu berharap kebaikannya,
Kamu berharap kehadirannya,
Kamu berharap perhatiannya,
Bahkan kamu berharap kasih sayangnya,
Tapi..
Seringkah engkau dikecewakannya?
Seringkah engkau menangis karenanya?
Seringkah engkau merasa disakiti olehnya?
Lalu…
Pantaskah kamu masih berharap padanya?
Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu
Adakah kebahagiaan yang kamu dapatkan?
Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi baik?
Apakah dengan tangismu, dia akan hadir?
Ataukah dengan perasaan sakit hatimu, dia menyayangimu?
Mungkin jawabannya TIDAK
Jadi…
Bukankah ini saatnya untuk kamu pergi?
Bukankah ini saatnya untuk kamu berpaling?
Bukankah ini saatnya untuk kamu menjauh?
Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu…
Berpalinglah untuk tetesan airmata itu
Menjauhlah untuk membahagiakan hatimu..
Sulitkah itu bagimu?
Jika “YA”,
Pikirkanlah betapa dia tak pernah mengharapkanmu..
Pikirkanlah betapa dia tak pernah mempedulikanmu..
Pikirkanlah betapa dia bahkan tak sempat memikirkanmu..
Tanpa kamu sadari…
Kamu telah hanyut dalam harapan, impian dan angan kosongmu
Sedikit kata darinya sudah membuat kamu merasa diperhatikan
Sedikit senyum darinya sudah membuat kamu pikir dia peduli
Sedikit kabar darinya sudah membuat kamu terlena, tak beranjak…
Ya… semua yg sedikit itu saja sudah membuat kamu bahagia…
Yg sedikit bahkan semu, sudah membuat kamu bertahan..
Untuk apa?
Untuk sesuatu yang KOSONG,
Untuk sesuatu yang tak pernah dia pikirkan
Untuk sesuatu yang bukan apa-apa untuknya
Untuk sesuatu yang DIA TIDAK TAHU
Atau sesuatu yang dia TAK AKAN PEDULI
Dan esok, lusa, nanti ataupun detik yang akan datang…
Kamu akan kecewa, menagis dan sakit hati lagi…
Tidakkah semua itu CUKUP?
Saatnya kamu melangkah Nak…
Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai
Jangan bertahan untuk harapan yg tak pernah ada…
Jangan menunggu hembus angin yang lalu…
Jangan sampai kamu terbangun dalam keadaan remuk
Selagi kamu bisa berdiri…
Selagi air matamu belum habis
Selagi hatimu belum bernanah..
Biarlah sakitnya terasa hari ini..
Esok luka itu akan mengering
Biarlah dia menjadi bagian kenanganmu
Tapi dia tak lagi menghancurkanmu
Bahkan ketika kamu pergi
Dia tak akan menangisimu
Mungkin dia tak menyadarinya
Karena kamu bukan yang diharapkannya
Kamu bukan yang dipirkannya
Kamu bukanlah apa-apa baginya
Jangan pernah menoleh lagi untuknya
Jika hari ini kamu sadar siapa dia
Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi
Dia akan menjadi orang yang sama
Yang tak pernah mempedulikanmu
Yang hanya memberimu sedikit kata, sedikit senyum
Yang akan menumpahkan air matamu,
Menggoreskan rasa kecewa,
Dan mengguratkan luka dihatimu….
Maka…. PERGILAH Nak, PERGILAH…
Biarkan hari ini adalah akhir kecewa kamu
Biarkanlah airmata itu menetes sederasnya
Dan biarlah rasa sakit itu menghunjam dalam
Tapi itu yang TERAKHIR untuknya….
Itu yang TERAKHIR…
Ingat...
Tuhan tidak menciptakan satu orang didunia ini..
Bukalah hatimu,
Diluar sana masih banyak yang membutuhkanmu..
Cukuplah dirimu untuk mereka yang siap menerima cintamu..
Yang lebih menghargai cintamu..

Senin, 29 April 2013

Menggapai Hidup Yang Bermakna


Suatu hari seorang pembuat jam tangan bertanya kepada jam yang sedang dibuatnya, “Hai jam, apakah kamu sanggup berdetak paling tidak 31.104.000 kali selama satu tahun?”

Mendengar pertanyaan itu, sang jam terperanjat. Ia berkata, “Mana sanggup saya?”

Tukang jam itu menatap jam itu sambil tersenyum. Lantas ia berkata, “Bagaimana kalau 86.400 kali dalam satu hari?”

Dengan penuh keraguan jam itu berkata, “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang tipis-tipis seperti ini?”

Tukang jam itu tidak menyerah. Ia bertanya lagi, “Bagaimana kalau tiga ribu enam ratus kali dalam satu jam?”

Sang jam tetap meragukan kemampuannya. Dalam hati ia mengatakan ia tidak sanggup berdetak sebegitu banyak dalam satu jam. Namun dengan penuh kesabaran, sang tukang jam berkata, “Kalau begitu, sanggupkan kamu berdetak satu kali setiap detik?”

Pertanyaan itu langsung saja dijawab dengan penuh semangat oleh sang jam. Ia berkata, “Kalau berdetak setiap detik pasti saya sanggup!”

Tukang jam itu melanjutkan pembuatan jam itu. Setelah selesai, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu. Jam itu sungguh luar biasa. Ternyata satu tahun ia lewati. Ia mampu berdetak 31.104.000 kali. Ia pun siap untuk melanjutkan detik demi detik untuk tahun kedua.

Sahabat, sering manusia ragu atas kemampuan dirinya. Manusia ragu apakah ia dapat bekerja dengan baik. Ia ragu apakah ia mampu melewati masa-masa sulit hidupnya. Ketika krisis melanda dunia, banyak orang cemas. Apakah mereka mampu melewati hari-hari hidup ini? Ketika negeri ini dilanda krisis demi krisis, banyak orang kurang begitu percaya akan kemampuan mereka. Banyak orang pesimis tentang kemajuan hidupnya. Banyak orang kemudian memutuskan untuk memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidup mereka secara tragis.

Sebenarnya kalau manusia mau menjalani hidup ini dengan penuh kesabaran, manusia akan menemukan jalan-jalan atau cara-cara untuk menghadapi krisis hidup ini. Untuk itu, orang butuh ketenangan batin. Orang butuh hati yang mantap dalam mengarungi kehidupan ini.

Karena itu, orang mesti berani mempercayakan hidupnya kepada Tuhan yang empunya hidup ini. Orang tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri. Orang mesti berani berserah diri kepada Tuhan. Dengan demikian, hidup ini semakin memiliki makna. Manusia semakin dikuatkan oleh rahmat Tuhan untuk menggapai kesuksesan dalam hidup ini.

Sebagai orang beriman, kita ingin agar hidup kita memiliki makna yang dalam. Kita ingin agar kita tidak hidup seperti angin yang berlalu. Tidak tahu dari mana asalnya dan ke mana akan berakhir. Kita ingin agar hidup ini benar-benar bermakna. Mari kita tetap bertahan pada sikap penyerahan diri kita kepada Tuhan. Dengan demikian, kita akan menemukan kebahagiaan dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

Wanita Dewasa Dimata Pria


Wanita dengan usia lebih dewasa ternyata memiliki pesona tersendiri pada pria muda. Hal ini tidak saja karena pesona fisik yang dimiliki, namun juga soal kematangan berpikir yang membuat pria muda terpana. 

Barangkali selama ini Anda banyak bertanya mengapa pria muda memiliki ketertarikan lebih pada wanita lebih tua. Ternyata banyak poin yang dimiliki oleh wanita dewasa. Hubpages melansir beberapa hal yang barangkali membuat Anda terbuka atas fenomena ini.

Kedewasaan Mental
Wanita dengan usia lebih tua dirasa memiliki kedewasaan dan rasa percaya diri lebih dalam menjalin sebuah hubungan. Pengalaman dan jam terbang wanita dewasa jauh lebih banyak dalam hal menjalin hubungan dengan pria. Hal ini menyebabkan, mental wanita dewasa lebih stabil dibandingkan yang lebih muda. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa nyaman pada diri pria. Hal ini berbeda dengan wanita muda yang lebih mudah "galau" dan cenderung berubah-ubah. Rasa tanggung jawab dan cara berkomunikasi wanita dewasa tentu lebih menenangkan bagi diri seorang pria. Hal ini menyebabkan pria lebih suka bercerita tentang suatu hal kepada wanita dewasa.

Konsistensi dalam Berhubungan
Wanita dengan usia muda barangkali didekati oleh beberapa pria sekaligus. Namun, ternyata seorang wanita dewasa menawarkan sebuah alternatif yang menjadi daya tarik bagi seorang pria muda untuk mendekati, dan berusaha mengenalnya. Disisi lain, tentu saja hal ini dapat meningkatkan daya tarik wanita dewasa karena dirinya jauh lebih percaya diri.

Cerdas dan Pandai
Seorang pria muda akan jauh merasa percaya diri saat dirinya tumbuh dewasa. Hal ini mendorong mereka untuk mencari wanita yang cerdas dan pandai untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Percakapan cerdas antar pria dan wanita ini akan membuatnya semakin pandai dan memiliki kekayaan pengetahuan. Sementara, wanita muda lebih memilih pembicaraan yang ringan dan cenderung konyol dan membosankan bagi pria.

Beberapa hal  diatas menjelaskan secara singkat alasan kenapa pria lebih cenderung memilih wanita dewasa. Beberapa hal yang sebenarnya menjadi peluang bagi Anda wanita yang masih muda untuk memahami dan meningkatkan kualitas pribadi Anda agar menjadi idaman bagi pria. Selamat mencoba! (wd)

Pandangan Wanita Terhadap Pria Berubah Seiring Usia


Apakah Anda pernah mengingat mantan pacar Anda dan bertanya-tanya, kok bisa ya berkencan dengan pria itu padahal kami sebenarnya tidak cocok?

Tidak penting apakah Anda cocok atau tidak pada waktu itu. Satu survei dari Match.com mengatakan, selera Anda berubah seiring waktu berjalan.

Pria harus memiliki kualitas tertentu agar dianggap sebagai “pria sempurna”, dan parameter tersebut berubah seiring bertambahnya usia wanita. Di dalam survei tersebut, yang disebut “The Ages of Man”, apa yang diinginkan wanita dari hubungan mereka dengan pria dipecah sesusai dengan rentang usia.

“[Penelitian] itu juga membantah standar kehidupan turun di kemudian hari, karena perempuan yang berusia lebih dari 55 tahun terbukti paling pemilih mengenai pasangan,” tutur seorang perwakilan Match.com Inggris kepada Yahoo! Shine.

Usia 18-24:
Kekhawatiran utama wanita di akhir usia belasan tahun dan awal dua puluhan adalah pasangan mereka merasa lebih nyaman dengan teman mereka. “47 persen mengatakan mereka akan mencari hubungan dengan salah seseorang yang disetujui teman mereka.”

“Ini adalah saat yang sangat rasional dalam kehidupan wanita. Saya menyebutnya sebagai tahapan ‘beradaptasilah dengan saya’. Wanita menginginkan pria yang sesuai dengan kehidupan mereka ,” tutur Dr. Karen Ruskin, psikoterapis keluarga dan pernikahan, kepada Yahoo! Shine. “Kunci untuk bisa sesuai adalah dengan dilihat positif oleh teman, dan memiliki kesukaan yang sama. Ini bukan cenderung kepada masa depan tapi lebih cenderung pada perasaan nyaman saat ini.”

Wanita di usia ini lebih cenderung berkencan dengan pria yang memiliki fisik sempurna, tapi “kesamaan selera tentang buku, musik, film,” menjadi sangat penting.

Usia 25-34:
Pada tahap ini, sebagian besar wanita fokus pada karier mereka, tapi ketertarikan fisik dan kecocokan seksual adalah yang terpenting.  Mereka juga mempertimbangkan tingkat ambisi seorang pria sebagai hal yang penting. Dua pertiga orang yang disurvei pada usia ini mengatakan hal ini adalah sifat yang utama.

"Ini adalah tahapan ‘bisakah Anda memberi nilai lebih atau malah membebani’. wanita mulai berpikir tentang memiliki anak suatu hari nanti dan mereka tentu tidak ingin seorang pria yang menjadi benalu," jelas Dr Ruskin. "Mereka ingin seseorang yang bisa menjadi mitra sehingga anak-anak mereka dapat memiliki kehidupan yang baik, dan juga mereka dapat memiliki kehidupan impian."

Usia 35-44:
Pria yang lebih tua menjadi lebih menarik bagi wanita di akhir usia 30-an  dan awal 40-an. Ini bisa terjadi karena mereka terlihat mulai mapan, tutur Dr. Ruskin. “Wanita sadar waktu biologis mereka terus berjalan, dan karena itulah mereka menginginkan seseorang yang mapan, stabil, dan sukses.” Mereka tidak lagi berkencan karena daya tarik lawan jenis, mencari kesenangan, dan mengetahui sampai mana hubungan mereka, atau untuk kecocokan sosial dengan teman, tandasnya.

Menurut penelitian tersebut, ”73 persen responden ingin berkencan dengan seseorang yang berusia lima tahun lebih tua,” dan sikap pria di usia ini sangat penting. “Kurang dari satu persen wanita dalam survei ini mengatakan mereka ingin berkencan dengan pria yang memiliki sikap buruk.”

Usia 45-54:
Kata kunci pada usia ini adalah rasa aman. “95 persen wanita mengatakan mereka mencari pasangan yang membuat mereka merasa aman.” Wanita juga tidak terlalu pemilih pada usia ini dari usia lainnya, tapi masih mencari pria dengan pendapatan yang tinggi, yang selalu penting untuk wanita tidak peduli berapa pun usia mereka. Menariknya, 54 persen wanita pada usia ini mengatakan mereka tertarik untuk berkencan dengan pasangan yang lebih muda.

Usia 55 ke atas:
Kepribadian dan kecerdasan menjadi hal yang paling penting dalam tahapan ini. Wanita mencari pria yang bijak dan memiliki selera humor yang baik. Seksualitas juga masih cukup penting. Sebanyak 45 persen wanita sangat setuju bahwa kecocokan seksual penting untuk hubungan mereka di usia ini. Wanita di usia lebih dari 55 tahun lebih pemilih tentang pasangan dari pada tahapan usia lainnya dalam tahapan kehidupan mereka.

“Mereka bosan dengan sikap menyebalkan dari keseharian seorang pria dan akan merasa tidak ada untungnya menghabiskan waktu dengan seseorang jika hubungan mereka tidak menyenangkan dari awal sampai akhir.” Dr. Ruskin mengatakan pasiennya yang berusia 55 tahun ke atas tidak benar-benar tertarik pada hubungan jika tidak sempurna. 

Tentu saja, hubungan yang ideal adalah hubungan yang tumbuh dan berubah bersama Anda. Jika Anda beruntung, pria yang membuat Anda tertarik pada usia 20-an dengan pesona penampilannya adalah pria yang sama yang membuat Anda tertawa di usia 50-an.

Hidup Adalah Anugerah Yang Indah


Jika hidup adalah anugerah yang indah terimalah dan bersyukurlah kepadaNya Tuhan Sang pencipta alam semesta. Semoga dengan kamu bersyukur kepadaNya dan berterimah kasih atas anugrahnya hidupmu selalu dalam jalan cahayaNya
Dalam hidup ini kamu harus bisa memahami bahwa pakaian yang indah adalah senyum yang tulus sedangkan kebiasaan yang merusak adalah rasa khawatir yang berlebih-lebihan, kebahagiaan yang baik adalah memberi dengan sepenuh hati dan kepribadian yang paling buruk adalah egois.
Orang yang paling berpotensi menghancurkanmu adalah tukang gosip yang selalu menyingkap rahasiamu, sedangkan senjata yang paling berbahaya adalah lidah, karena dengan lidah bisa menyebar permusuhan dimana mana.
Senjata yang paling kuat adalah kesabaran harta terbaik adalah kejujuran, kekayaan terbesar adalah kebijaksanaan
Dua kata yang mempunyai kekuatan besar adalah Saya Bisa, Aset terbesar adalah iman dan Alat komunikasi paling hebat adalah Doa..

Rahasia Dibalik Air Mata


Hidup adalah sebuah perjuangan, hidup bukanlah hitam dan putih, melainkan hidup mempunyai warna warni indah seindah pelangi disore hari. Hidup itu misteri, esok hari tidak akan bisa ditebak, apakah sebahagia hari ini ataukah sesedih hari ini. Tidak masalah seseram apapun hidup itu, yang pasti, kita mampu, menaklukkan hidup dengan kekuatan yang diberikan Tuhan pada diri ini. :)

Ada senyum, ada tawa, ada tangis, ada sedih, kecewa, putus asa dan lainnya, rasa-rasa seperti itu sudah tentu ada, namun, sebagai manusia yang ingin mempertahankan kebahagiaan, harus mengerti dan tahu, bagaimana caranya hati ini tetap tenang.

Anda tahu, dalam hidup ini, ketika kita dilahirkan didunia, apa yang pertama nampak pada hidup kita. Ya, benar sekali, sebuah tangisan mungil yang lucu, ketika kita menangis, sudah tentu ada air mata jernih yang mengalir, membasahi pipi-pipi lucu nan menggemaskan. Mengapa ketika kita menangis saat itu, banyak sekali orang yang malah tersenyum dan malah senang, padahal kita menangis. Penyebabnya cuma satu, karena kita lucu. Coba saat dewasa, dan menangis, pasti disekitar kita kabur, kerana betapa jeleknya kita. hehehe.

Tulisan diatas hanya menggambarkan sebuah realita hidup, dimana selama hidup, pasti ada air mata yang telah kita keluarkan, entah menangis kerana apa, yang pasti, penulis akan membongkar Rahasia Dibalik Air Mata.

Air mata, sering sekali diidentikkan dengan tangisan, umumnya seperti itu. Anda tahu, mengapa air mata yang terjatuh dan mengalir deras itu bisa begitu saja keluar, jawabannya hanya ada satu, karena adanya faktor emosi.

Emosi adalah sebuah rasa yang tak terbendung, dan rasa itu mempunyai banyak nama, rasa cinta, rasa benci, rasa kecewa dll, dan yang jelas, rasa dihati berbeda dengan rasa dilidah.

Sebesar apapun pertahanan kita untuk membendung rasa sedih ataupun bahagia, kita tidak akan dapat membendungnya ketika emosi itu sangatlah tinggi. Ada berapa macamkah air mata itu ....

Air mata macamnya banyak, sesuai dengan emosi apa yang dihasilkan... Contohmacam-macam air mata adalah:

 1. Air Mata Kesedihan

Kesedihan, siapa yang tak pernah bersedih, berarti hebat orangnya. hehehe. Sedih adalah rasa yang disebabkan oleh faktor tertentu, biasanya kesedihan itu muncul karena kekecewaan, karena menyesal dan karena putus asa.

Nah, ketika kita sedih, air mata pun akan sangat deras mengalir kepipi kita. Ketika air mata jatuh karena putus asa, seseorang akan lebih banyak menyalahkan dirinya dan kadan menyalahkan Tuhan. Aku takkan pernah bisa, aku bukan seperti dia, aku tak lebih baik dari dia dll,pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang biasa disebut oleh orang yang putus asa.

Berbeda dengan orang yang yang kecewa, entah kerana diputus atau dicerai kekasihnya, sudah tentu, air mata akan terkuras lagi. Ternyata kamu begitu yah, Aku tak menyangka, Kamu kejam dll.

Air mata penyesalan hampir sama dengan air mata kerana putus asa, selalu menyalhkan diri, sebenarnya menyalahkan diri sendiri itu baik, namun jika terlalu berlebihan akan memberikan dampak yang buruk juga. Orang yang menangis karena menyesal, akan menganggap dirinya yang paling jahat didunia, yang paling kejam, penyesalan dilakukan karena akibat dari sifat negatifnya.

2. Air Mata Kebahagiaan

Sudah pasti, air mata kebahagiaan berbeda jauh dengan air mata kesedihan. Air mata kebahagiaan biasanya terjadi karena kerinduan yang kesampaian. Ketika kita lama tak berjumpa dengan orang tercinta, dan pada akhirnya bertemu, pasti ada rasa bahagia yang mengharukan, sehingga menteslah air matanya.

Ada juga yang disebabkan berhasil mewujudkan cita-citanya, ketika seseorang bercita-cita ingin membangun sekolah gratis untuk anak yang tidak mampu, dan bisa mewujudkan, pasti akan timbul rasa haru terhadap keberhasilannya itu. Dan air mata pun akan menetes disertai rasa syukur yang mat mendalam.

Banyak sekali contoh-contohnya, ketika kita melihat orang yang disabilitas (orang cacat). Ada dua air mata, air mata sedih karena kasihan dan air mata bahagia karena dapat melihat secara langsung, walaupun ia cacat, masih bisa memperoleh prestasi yang tinggi. Sudah tentu air mata bahagia lah yang mengalir.

Dan masih banyak lagi lainnya, dan yang paling utama yang ingin penulis sampaikan, adalah Rahasia Dibalik Air Mata dibawah ini.
Apa sajakah rahasia dibalik air mata? .....

a. Air mata adalah sebuah ungkapan

Air mata adalah perkataan atau ungkapan hati, hati yang terisi emosi tertentu akan menghadirkan air mata. Jadi, tidak mungkin air mata akan mengalir tanpa disebabkan karena emosi.

b. Air Mata Itu Menyehatkan

Benar sekali, air mata itu menyehatkan mata dan air mata berperan penting untuk kesehatan mata. Air mata yang menyehatkan ini, tidak ada kaitannya dengan air mata sedih atau pun bahagia.

c. Air mata dapat membedakan

Air mata ini dapat membedakan sesuatu, air mata bahagia dan air mata kesedihan memberikan efek tertentu pada wajah. Menangis karena sedih itu cenderung tidak menyehatkan. Menangis karena kesedihan, memberikan dampak buruk pada wajah, liatlah diri kita masing-masing ketika menangis dalam keadaan sedih, dijamin bakalan ganteng dan cantiknya luar binasa(alias jelek). hehehe. Sedangkan menangis karena bahagia, bisa menyehatkan wajah dan menjadikan wajah semakin ceria. Walaupun masih ada yang tidak bisa membedakan menangis bahagia atau sedih, namun bisa dirasakan kok. :)

d. Air Mata sebagai alat komunikasi

Wah, benarkah? sudah tentu benar dong, air mata digunakan sebagai alat komunikasi, dan kebanyakan dari golongan anak-anak kecil, apalagi balita yang belum bisa berbicara. Tak ada balita yang belum bisa bicara akan meminta susu pada ibunya, ibu... aku hauuuuss. tidak ada kan, kecuali nabi Isa. hehe, air matanya dan tangisannya akan dijadikan sebagai alat komunikasi, ibunya sudah pasti mengerti apa yang diinginkan seorang anaknya itu.

e. Air Mata Sebagai Alat Kebohongan

Ini yang paling bahaya sekali, biasanya yang banyak menangis adalah wanita, karena emosi wanita sangat tinggi dibandingkan dengan emosi pria. Jangan bilang hati wanita itu tidak sekuat hati laki-laki, sebenarnya terbalik, hati laki-laki kuat karena memang kuat menahan emosinya, sedangkan hati wanita itu dikatakan lemah karena tidak dapat menahan emosinya, jadi bukan masalah kuat-kuatan hati dalam hal tertentu.

Dan mungkin ada beberapa wanita yang menggunakan air matanya sebagai alat kebohongan, mungkin sebagian pria juga ada. Dan sudah tentu ini tidak baik.

f. Air Mata Sebagai Senjata

Air mata adalah senjata yang dahsyat sekali dibandingkan dengan senjata nuklir apapun, kalau nuklir ddapat menghancurkan sebuah wilayah yang besar, sedangkan air mata dapat meluluh-lantahkan hati. ciee..

Senjata dengan air mata ini banyak digunakan oleh seorang wanita, entah dalam berbagai apapun. Oleh sebab itu, harus kuat menahan serangan dari senjata ini. hehehe.

Nah, sudah banyak yang penulis ungkapkan, kini saatnya istirahat dan melakukan hal positif lainnya. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan bagi semuanya. Mohon mAaf lagir batin jika ada kesalahan dalam penulisan serta kritik dan saran, sangatlah penulis harapkan.

Sekianlah tentang Rahasia Dibalik Air Mata, semoga ada yang berkenan meluruskan kembali jika ada kebengkok-an dalam tulisan ini.

Salam Cinta,

Manisnya Diremehkan


Dalam perjalanan hidup manusia, siapakah yang belum pernah diremehkan oleh orang lain?
Begitu pula sebaliknya, siapakah yang belum pernah meremehkan orang lain?
Kita semua pasti pernah mengalami keduanya, meremehkan dan diremehkan.
http://www.gadgetflazz.com/wp-content/uploads/2012/03/b88df4a7755fb9f9d3137699589fa965.jpg
Ketika kita meremehkan orang lain, ada perasaan puas dalam diri kita.
Kepuasan itu muncul karena kita bisa membuat orang lain menderita.
Kita merasa di atas angin.
“Inilah aku!” “Kamu bukan apa-apa dibandingkan aku!”
Sebaliknya, ketika kita dalam posisi diremehkan, spotan kita bisa jengkel, marah, benci, frustasi, bahkan apabila proses peremehan tersebut terus berlanjut menimpa seseorang maka orang tersebut bisa mengalami depresi.
Bagi seseorang, diremehkan bisa sangat menyakitkan bahkan membuat seseorang bisa menderita dan tidak berdaya.
Sumber peremehan pun bisa bermacam-macam, misal asal daerah (Wong Deso), bentuk fisik (anak hitam kecil lagi), kemampuan intelektual (Anak Goblok), status sosial-ekonomi (Dasar Miskin), dan sebagainya.
Lalu apa manisnya diremehkan?
Spontan kita akan menjawab, tidak akan pernah ada manisnya diremehkan!
Dalam realitas kehidupan kita, ada banyak peristiwa yang merupakan representasi dari sebuah proses peremehan, sebagaimana dinarasikan dalam kasus misalnya seorang anak lelaki berasal dari desa, tubuhnya relatif hitam, tampangnya juga pas-pasan.
Sewaktu lulus Sekolah Dasar orang tuanya menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah favorit di kota.
Teman-teman barunya memiliki tampilan yang jauh lebih menawan dari dirinya.
Setiap hari di sekolah, si anak desa itu selalu mendapatkan peremehan.
Teman-temannya sering mengatakan “Cah ndeso gaweane mangan telo, opo iso nggarap!” (anak desa kerjaannya makan ketela, apa bisa mengerjakan tugas-tugas”)
ditambah lagi “Cah cilik cacingen maneh, kok bercita-cita jadi pilot!” (”anak kecil cacingan lagi, kok bercita-cita jadi pilot”).
Proses Refleksi
Manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengolah seluruh peristiwa yang masuk ke dalam dirinya.
Kemampuan mengolah ini pun sangat unik dan dipenuhi oleh misteri.
Oleh karena itu, kita bisa menyaksikan orang-orang yang diremehkan terhimpit oleh keadaan dan sangat menderita.
Mereka bisa mengalami stres luar biasa.
Di sisi lain, kita juga bisa melihat banyak orang yang diremehkan oleh orang lain, namun orang tersebut bisa mengambil energi emosi yang muncul dalam dirinya untuk tujuan positif.
Pengolahan inilah yang disebut proses refleksi, sebuah proses olah batin yang bila kita latih akan memberikan kemampuan tambahan dalam diri kita.
Kemampuan yang dapat dipergunakan untuk semakin mengenali diri, lingkungan, dan beragam peristiwa yang menimpa diri kita.
Sekaligus bisa menjadi sarana untuk menemukan cara-cara bereaksi atas segala peremehan yang menimpa kita dengan cara lebih positif.
Bila direfleksikan seacara matang, maka peremehan justru makin membuat kita tahan mental.
Sekaligus membuka peluang untuk membuktikan bahwa diriku bukan seperti yang dikatakan orang lain tersebut.
Bila dilihat dari perspektif spiritual peremehan bisa ditafsirkan sebagai Allah swt membuka potensi kita.

Peremehan tidak akan membuat hati seseorang terluka, apabila orang tersebut tidak mengizinkan hatinya dilukai.
Apabila kita bisa memandang setiap peremehan yang menimpa kita dari sisi positif maka kita bisa mengatakan: “Silahkan Anda meremehkan saya.”
Peremehan akan memunculkan energi baru dari dalam diriku.
Dengan energi baru tersebut aku akan makin mampu menggapai cita-cita, yang berbeda dengan label negatif yang diberikan kepada ku.
Apabila kita sudah mampu sampai pada tingkat ini maka kita bisa menikmati betapa manisnya diremehkan!
Silahkah Anda meremehkan, aku akan menikmati hasilnya dalam wujud prestasi-prestasi nyata sebagai buah peremehan!
Bagi yang suka meremehkan orang lain, hati-hatilah karena manusia pada dasarnya sulit untuk diperkirakan……………………


Salam