Man Jadda Wajada! Begitulah bunyi
pepatah Arab yang artinya, barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan
berhasil. Pepatah ini sebenarnya sudah begitu kerap terdengar, namun masih
banyak orang yang belum bisa merealisasikannya dengan benar. Namun kalimat ini
sudah dirasakan sejumlah orang yang telah sukses dalam bidang yang digelutinya.
Seperti juga yang dirasakan pengusaha H Basrizal Koto. Hal yang sama juga
dialami Ahmad Fuadi, penulis buku yang saat ini sedang digemari masyarakat di
Tanah Air; Negeri 5 Menara.
"Saya selalu bersungguh-sungguh dalam merintis
bisnis," kata Basrizal Koto, saat tampil sebagai pembicara dalam seminar
dan talk show bertajuk The Miracle Of Man Jadda Wajada, yang ditaja Forum Studi
Mahasiswa Avicena, Fakultas Kedokteran Universitas Riau, di Gedung Pustaka
Soeman HS, Minggu pagi kemarin.
Menurutnya, kesungguhan dalam merintis bisnis adalah harga mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Karena untuk menjadi seorang wirausaha, kesungguhan termasuk faktor utama agar bisa sukses. "Bagaimana bisa menjadi sukses bila dalam melakukan usaha tidak bersungguh-sungguh," ujarnya.
Namun di mata Basko, kesungguhan semata belumlah cukup. Agar bisnis yang dirintis bisa berjalan baik, menurutnya ada tiga faktor yang penting yang harus dimiliki yang hendak berwirausaha. Pertama adalah bisa menjalin komunikasi dengan baik. Sangatlah penting bagi seorang pebisnis untuk menerapkan hal ini. Sebab dengan aktif menjalin komunikasi, akan menciptakan hubungan personal yang istimewa.
"Dengan menjalin komunikasi yang baik, kita sekaligus memberikan layanan, sehingga akan tercipta hubungan personal yang baik. Bila hal ini sudah terjadi, maka akan sulit bagi orang untuk beralih kepada orang lain," ujarnya.
Hingga menjadi pebisnis tangguh seperti saat ini, Basko tetap berupaya jalinan komunikasi dengan berbagai pihak terus berjalan dengan baik. Basko mengisahkan cerita ketika ia masih berumur 12 tahun, saat pertama menginjakkan kaki di Pekanbaru. Ketika itu, ia yang berada dalam kondisi ekonomi lemah, bekerja sebagai kernet oplet. "Namun saat menjadi kernet, saya selalu menjalin komunikasi dengan penumpang. Bila ada yang naik oplet saya, mereka saya ajak bicara, berkenalan hingga akhirnya menjadi saling kenal," ujarnya.
Menurutnya, setelah saling kenal, maka akan sulit bagi orang untuk naik oplet lain. "Antara mereka dan saya telah tercipta hubungan personal yang baik. Jadi mereka akan enggan naik oplet lain," ujarnya tersenyum.
Selain itu, seorang pebisnis juga dituntut bisa menciptakan kesempatan, bukan menunggu kesempatan itu datang. "Ini juga membutuhkan kesungguhan. Bagaimana kita bisa menciptakan peluang bagi kita sendiri. Tak perlu menunggu peluangnya besar atau kecil, yang penting kita harus terus mencarinya," terangnya.
Basko kemudian mencontohkan pengalamannya ketika membuka bisnis jahit dan jual beli kendaraan di Padang. Sebelum membuka usaha, ia meyempatkan diri melihat-lihat kondisi tempat di mana ia akan berusaha. Ketika itu, ia melihat penjahit lain baru memulai usaha mereka saat hari menjelang siang. Karena itu, Basko memutuskan untuk membuka usahanya sejak pagi hari.
"Alhamdulillah, hasilnya memang memuaskan. Karena pada saat pagi, tidak ada yang buka usaha selain saya, sehingga otomatis mereka datang kepada saya. Saat hari menjelang siang, yang lain baru buka, sementara saya sudah mendapatkan dua hingga tiga konsumen," ujarnya.
Begitu juga saat akan membuka bisnis peternakan Riau Agro Mandiri, bermula hanya dari melihat serombongan truk yang membawa puluhan ekor sapi, membuat Basko merasa penasaran. Lalu ia pun mulai bertanya-tanya tentang seluk beluk dunia bisnis sapi. Seluruh pihak yang dinilai mengetahui sektor ini, ia hubungi dan mintakan pendapatnya sehingga ia merasa yakin membuka usaha di sektor ini.
Sebagai bukti kesengguhannya, ia pun tak ragu-ragu mencurahkan pemikiran untuk membuka usaha ini. Hanya dalam waktu tidak berapa lama, saat ini RAM telah menjelma menjadi salah satu perternakan terbesar di Tanah Air.
"Dalam satu hari, dari pagi hingga malam saya bisa menunggu di peternakan untuk melihat bagaimana perkembangannya. Saya pelajari dan kemudian saya pahami. Alhamdulillah, perkembangan RAM saat ini juga menggembirakan. Bahkan sering dijadikan tempat untuk perbandingan di daerah lain. Adik-adik mahasiswa juga saya persilakan datang untuk melihat," ujarnya disambut tepuk tangan sekitar ratusan hadirin.
Namun yang tak kalah penting, bagi orang yang ingin berbisnis adalah menjaga komitmen yang telah dibuat dengan mitra atau konsumen. "Ini juga penting. Karena dengan memegang teguh komitmen, khususnya dalam hal memberikan layanan, mitra atau konsumen tetap akan percaya kepada kita," ujarnya.
Namun Basko juga mengingatkan, ketiga faktor itu harus disertai dengan kesungguhan. Bila ketiga hal itu dapat dipenuhi, Basko yakin kesuksesan akan datang. "Bila ketiga faktor ini sudah dipenuhi namun hasilnya belum maksimal, berarti ada yang salah," ujarnya disambut tawa hadirin.
Senada dengan Basrizal Koto, penulis buku Negeri 5 Menara, Ahmad Fuadi mengatakan, kesungguhan membuat seseorang bisa melakukan sesuatu lebih dari rata-rata orang lain. Hasilnya, biasanya juga melebihi rata-rata orang lain. "Itu bisa kita dengar seperti apa yang dilakukan Pak Basko," ujarnya.
Menurutnya, untuk menulis buku Negeri 5 Menara itu, ia butuh waktu hingga dua tahun. "Awalnya terasa sulit, karena kesibukan saya, sulit meluangkan waktu untuk menulis. Tapi saya buat komitmen dengan diri saya sendiri untuk menulis. Minimal pagi hari atau malam setelah pulang bekerja. Awalnya memang sedikit, tapi bila dilakukan setiap hari selama dua tahun, akhirnya bisa juga menjadi sebuah buku," ujarnya berseloroh.
Menurutnya, seseorang juga perlu menjaga impian, karena impian itu juga berarti sebuah doa yang didengar Sang Maha Kuasa. "Impian juga membuat seseorang memiliki semangat untuk mencapai apa yang dikendakinya. Jadi tidak ada salahnya menjaga impian," sarannya.
Selain itu, seseorang harus memiliki rasa bersyukur, karena syukur itu menyimpan energi gaib yang bisa membuat sesuatu menjadi kenyataan. Yang tidak kalah penting, adalah bertawakkal setelah berupaya secara maksimal. "Manusia ada batasnya. Maka bila sudah berusaha maksimal, berserah diri kepada Nya, karena Dia lah yang memiliki segala sesuatu dalam kehidupan," tambahnya.
Bila sejumlah faktor itu telah dilakukan, Ahmad Fuadi yakin, kesuksesan bukanlah hal yang mustahil untuk digapai. Menurutnya, pribadi sukses adalah impian semua orang. Sebab, pribadi yang sukses adalah pribadi yang bermanfaat untuk orang lain.
Menurutnya, kesungguhan dalam merintis bisnis adalah harga mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Karena untuk menjadi seorang wirausaha, kesungguhan termasuk faktor utama agar bisa sukses. "Bagaimana bisa menjadi sukses bila dalam melakukan usaha tidak bersungguh-sungguh," ujarnya.
Namun di mata Basko, kesungguhan semata belumlah cukup. Agar bisnis yang dirintis bisa berjalan baik, menurutnya ada tiga faktor yang penting yang harus dimiliki yang hendak berwirausaha. Pertama adalah bisa menjalin komunikasi dengan baik. Sangatlah penting bagi seorang pebisnis untuk menerapkan hal ini. Sebab dengan aktif menjalin komunikasi, akan menciptakan hubungan personal yang istimewa.
"Dengan menjalin komunikasi yang baik, kita sekaligus memberikan layanan, sehingga akan tercipta hubungan personal yang baik. Bila hal ini sudah terjadi, maka akan sulit bagi orang untuk beralih kepada orang lain," ujarnya.
Hingga menjadi pebisnis tangguh seperti saat ini, Basko tetap berupaya jalinan komunikasi dengan berbagai pihak terus berjalan dengan baik. Basko mengisahkan cerita ketika ia masih berumur 12 tahun, saat pertama menginjakkan kaki di Pekanbaru. Ketika itu, ia yang berada dalam kondisi ekonomi lemah, bekerja sebagai kernet oplet. "Namun saat menjadi kernet, saya selalu menjalin komunikasi dengan penumpang. Bila ada yang naik oplet saya, mereka saya ajak bicara, berkenalan hingga akhirnya menjadi saling kenal," ujarnya.
Menurutnya, setelah saling kenal, maka akan sulit bagi orang untuk naik oplet lain. "Antara mereka dan saya telah tercipta hubungan personal yang baik. Jadi mereka akan enggan naik oplet lain," ujarnya tersenyum.
Selain itu, seorang pebisnis juga dituntut bisa menciptakan kesempatan, bukan menunggu kesempatan itu datang. "Ini juga membutuhkan kesungguhan. Bagaimana kita bisa menciptakan peluang bagi kita sendiri. Tak perlu menunggu peluangnya besar atau kecil, yang penting kita harus terus mencarinya," terangnya.
Basko kemudian mencontohkan pengalamannya ketika membuka bisnis jahit dan jual beli kendaraan di Padang. Sebelum membuka usaha, ia meyempatkan diri melihat-lihat kondisi tempat di mana ia akan berusaha. Ketika itu, ia melihat penjahit lain baru memulai usaha mereka saat hari menjelang siang. Karena itu, Basko memutuskan untuk membuka usahanya sejak pagi hari.
"Alhamdulillah, hasilnya memang memuaskan. Karena pada saat pagi, tidak ada yang buka usaha selain saya, sehingga otomatis mereka datang kepada saya. Saat hari menjelang siang, yang lain baru buka, sementara saya sudah mendapatkan dua hingga tiga konsumen," ujarnya.
Begitu juga saat akan membuka bisnis peternakan Riau Agro Mandiri, bermula hanya dari melihat serombongan truk yang membawa puluhan ekor sapi, membuat Basko merasa penasaran. Lalu ia pun mulai bertanya-tanya tentang seluk beluk dunia bisnis sapi. Seluruh pihak yang dinilai mengetahui sektor ini, ia hubungi dan mintakan pendapatnya sehingga ia merasa yakin membuka usaha di sektor ini.
Sebagai bukti kesengguhannya, ia pun tak ragu-ragu mencurahkan pemikiran untuk membuka usaha ini. Hanya dalam waktu tidak berapa lama, saat ini RAM telah menjelma menjadi salah satu perternakan terbesar di Tanah Air.
"Dalam satu hari, dari pagi hingga malam saya bisa menunggu di peternakan untuk melihat bagaimana perkembangannya. Saya pelajari dan kemudian saya pahami. Alhamdulillah, perkembangan RAM saat ini juga menggembirakan. Bahkan sering dijadikan tempat untuk perbandingan di daerah lain. Adik-adik mahasiswa juga saya persilakan datang untuk melihat," ujarnya disambut tepuk tangan sekitar ratusan hadirin.
Namun yang tak kalah penting, bagi orang yang ingin berbisnis adalah menjaga komitmen yang telah dibuat dengan mitra atau konsumen. "Ini juga penting. Karena dengan memegang teguh komitmen, khususnya dalam hal memberikan layanan, mitra atau konsumen tetap akan percaya kepada kita," ujarnya.
Namun Basko juga mengingatkan, ketiga faktor itu harus disertai dengan kesungguhan. Bila ketiga hal itu dapat dipenuhi, Basko yakin kesuksesan akan datang. "Bila ketiga faktor ini sudah dipenuhi namun hasilnya belum maksimal, berarti ada yang salah," ujarnya disambut tawa hadirin.
Senada dengan Basrizal Koto, penulis buku Negeri 5 Menara, Ahmad Fuadi mengatakan, kesungguhan membuat seseorang bisa melakukan sesuatu lebih dari rata-rata orang lain. Hasilnya, biasanya juga melebihi rata-rata orang lain. "Itu bisa kita dengar seperti apa yang dilakukan Pak Basko," ujarnya.
Menurutnya, untuk menulis buku Negeri 5 Menara itu, ia butuh waktu hingga dua tahun. "Awalnya terasa sulit, karena kesibukan saya, sulit meluangkan waktu untuk menulis. Tapi saya buat komitmen dengan diri saya sendiri untuk menulis. Minimal pagi hari atau malam setelah pulang bekerja. Awalnya memang sedikit, tapi bila dilakukan setiap hari selama dua tahun, akhirnya bisa juga menjadi sebuah buku," ujarnya berseloroh.
Menurutnya, seseorang juga perlu menjaga impian, karena impian itu juga berarti sebuah doa yang didengar Sang Maha Kuasa. "Impian juga membuat seseorang memiliki semangat untuk mencapai apa yang dikendakinya. Jadi tidak ada salahnya menjaga impian," sarannya.
Selain itu, seseorang harus memiliki rasa bersyukur, karena syukur itu menyimpan energi gaib yang bisa membuat sesuatu menjadi kenyataan. Yang tidak kalah penting, adalah bertawakkal setelah berupaya secara maksimal. "Manusia ada batasnya. Maka bila sudah berusaha maksimal, berserah diri kepada Nya, karena Dia lah yang memiliki segala sesuatu dalam kehidupan," tambahnya.
Bila sejumlah faktor itu telah dilakukan, Ahmad Fuadi yakin, kesuksesan bukanlah hal yang mustahil untuk digapai. Menurutnya, pribadi sukses adalah impian semua orang. Sebab, pribadi yang sukses adalah pribadi yang bermanfaat untuk orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar