Jumat, 03 Mei 2013

Dejavu : Mimpi Yang Nyata


Mungkin anda sering mengalami keadaan atau kejadian yang menurut anda sepertinya keadaan tersebut sudah pernah anda alami, bahkan terkadang kejadian tersebut sama persis seperti yang ada dalam fikiran alam sadar anda ketika itu. Jika ya, itu adalah Dejavu. Jika di artikan ke dalam bahasa Indonesianya, Dejavu adalah ‘pernah lihat’.  Sedangkan kata Dejavu itu sendiri diambil dari bahasa Perancis, dengan artian mengalami suatu pengalaman yang dirasakan namun pernah terjadi sebelumnya. Hal ini mungkin seringkali membuat anda heran, apalagi jika anda merasa kejadian yang sedang terjadi dalam kehidupan anda saat itu adalah bagaikan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.
Dejavu vs mimpi. Mungkin ada hubungannya, namun saya pribadi tidak setuju jika Dejavu adalah sebuah mimpi. Karena sebagaimana dalam kepercayaan kita masing-masing, bahwa segala hal yang terjadi di hadapan (nyata) adalah sebuah kehidupan yang sedang berjalan. Namun uniknya, ternyata ada juga orang-orang yang mengangap Dejavu sebagai sebuah firasat. Percaya atau tidak, bagi saya “This is not absolute”.
Saya seringkali mengalami Dejavu, namun terkadang saya membantah bahwa hal tersebut bukanlah sebuah mimpi ataupun firasat. Tetapi Dejavu yang berulang-ulang justru membuat saya menjadi tertarik untuk kembali mengingat-ingat Dejavu, sehingga akhirnya, jika suatu saat terjadi hal yang sama, akhirnya saya menganggap bahwa kejadian tersebut adalah kejadian yang terjadi mirip seperti kejadian yang pernah saya lewati. Itu anggapan saya lho…
Berdasarkan penelitian, ternyata misteri Dejavu dialami oleh 70 persen manusia yang ada di bumi. Maka dari itu, fenomena tentang hal ini merupakan suatu hal yang wajar. Nggak ada hubungannya sama mimpi, reinkarnasi, firasat, kutukan, ataupun karma. Lalu, mengapa Dejavu bisa terjadi sehingga keadaan / kejadian tersebut benar-benar seperti mimpi yang nyata??
Dejavu terjadi karena adanya gelombang, dimana gelombang tersebut menciptakan tindakan yang dilakukan oleh manusia. Lalu gelombang tersebut di terjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik yang dikirim ke dalam otak dan di baca. Namun dari hal itu, adakalanya dari otak kita memiliki sensivitas tinggi hingga gelombang gelombang yang di baca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu, tergantung dari kualitas masing-masing manusia.
Tuh kalo penilaian secara ilmiahnya. Tambah bingung kan?!? Apalagi saya :mrgreen:
Jadi, jika anda seringkali mengalami Dejavu, itu adalah normal. Karena (sekali lagi saya katakan) saya pun terkadang seringkali mengalami Dejavu (meskipun frekuensi-nya tidak cukup sering), dan terkadang sering bertanya-tanya tentang hal tersebut. Bahkan terkadang, saya beranggapan itu adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, atau terkadang berfikir bahwa itu adalah sebuah firasat. Tapi ternyata, setelah mencari-cari tentang Dejavu, itu adalah hal yang normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar