Diceritakan ada seseorang yang
terdampar disebuah pulau yang kecil yang tak berpenghuni. Puau kecil itu hanya
ditumbuhi pohon2 kecil, semak2 dan pohon kelapa. Tidak ada yang dapat dimakan
untuk memenuhi hasrat lapar kecuali buah kelapa itu. Ditbawah terik matahari
dan tubuh yang gontai hampir tanpa tenaga -karena berhari-hari terombang-ambing
ombak sebelum dihempaskan dipantai- dia memanjat batang pohon kelapa yang
licin. Pohon kelapa yang mulus tanpa pahatan untuk memanjat semakin menguras
tenaga orang itu, walau demikian tidak mengendurkan semangatnya untuk mencapai
puncak pohon dan memetik kelapa untuk menawar rasa laparnya. Ditengah
perjalanan menuju puncak, seiring menurunnya tenaga, berhembus angin laut yang
kencang menghempas pohon tersebut dan membuat batangnya limbung layaknya orang
mabuk sedang berjalan.Sedemikian kencangnya tiupan angin hingga menggugurkan
bunga-bunga kelapa kering dan buah kelapa menimpa badan dan kepala orang itu.
Semua tantangan itu tidak
menyurutkan semangat orang tersebut untuk memanjat dan memanjat terus hingga
berhasil memetik buah kelapa dipuncak pohon yang dipanjatnya. “Semua tantangan
ini harus dilalui,” gumamnya,”lebih baik mati kehabisan tenaga karena usaha
daripada mati kelaparan tidak berbuat apa-apa”. Hingga akhirnya dia mencapai
puncak pohon itu dan mendapatkan biah kelapa yang dia inginkan sebagai penawar
lapar. Sambil menikmati buah kelapa muda yang sedikit demi sedikit mengisi
ruang-ruang kosong dalam perutnya, tidak lupa dia juga meminum segarnya air
kelapa sembari menikmati pemandangan garis panti di pulau itu yang sangat
indah.
Lembayung senja membayang diatas
horison pantai seiring berhentinya amukan angin laut yang berganti dengan
usapan lembut sang angin menjelajahi pulau kecil tersebut. Tidak terasa dia
hampir menghabiskan harinya hanya untuk mendapatkan buah kelapa yang kini
sedang dinikmatinya. Perut sudah penuh terisi buah kelapa, demikian juga dahaga
sudah ditawarkan dengan air kelapa yang segar dan usapan lembut angin laut di
sore itu seolah memberinya ucapan selamat atas keberhasilannya menggapai
cita-cita –mempertahankan hidup, memperoleh makanan, mengembalikan tenaga
dengan memakan buah kelapa-. Sejenak dia menyandarkan tubuhnya diantara bunga2
kering kelapa dan pokok-pokok pelepah kelapa yang bertautan, beristirahat
sejenak menikmati keindahan pantai yang memancarkan sinar keemasan disenja hari
sebelum akhirnya dia ingin meluncur menuruni pohon itu dan kembali menjejakkan
kakinya dipantai. Perut yang kenyang dan lembutnya belaian angin pantai membuat
mata sulit terbuka dan akhirnya dia terkantuk-kantuk diatas pohon kelapa yang
bergoyang-goyang lembut bagai ayunan bayi.
Tak seberapa lama terlihat sesuatu
meluncur dari puncak pohon kelapa itu menuju pasir pantai yang putih. Bukan
seekor tupai, bukan pula buah kelapa, pun bukan reruntuhan bunga2 kering kelapa
yang tertiup angin, tetapi tubuh sesorang yang melayang ke tanah seperti
asteroid jatuh kebumi, berdebum dan membentuk cekungan diatas pasir pantai.
Orang
itu terbunuh bukan pada saat dia berjuang melawan rintangan tetapi saat dia
terlena menikmati keberhasilannya.
Pada saat kita dibuat sedih dan
menderita oleh suatu cobaan, kita pasti akan berjuang keras bertahan dan
mengatasinya sekuat tenaga. Semakin keras cobaan, semakin tabah dan semakin
keras kita berusaha mengatasinya –sebenarnya hal ini sama dengan Hukum III
Newton, Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda
itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi) -.
Tetapi justru kita tidak menyadari jika cobaan itu berupa suatu kesuksesan,
kekayaan dan kekuasaan. Kita terlena olehnya, merasa memenangkan pertempuran
padahal itulah awal dari kehancuran.
Pada saat sakit, miskin dan hutang
menghampiri kita, maka kita akan berdoa dan ingat pada Allah. Kita juga
berusaha keras agar dapat mengatasi cobaan itu. Tetapi pada saat kesuksesan dan
kekayaan memangku kita maka akan terlupakan segalanya. Pada saat itulah
kita tidak menyadari bahwa kemenangan kita dalam menghadapi cobaan itu juga
merupakan cobaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar