Semua manusia yang hidup di
dunia ini memang memiliki harapan. Karena dengan harapan itulah manusia
dapat hidup. Harapan juga membuat warna, membuat apa yang ada di dunia
ini menjadi dinamis, dan telah membuat perkembangan peradaban manusia
sampai pada titik yang kita rasakan sekarang. Harapan telah membuat yang
mustahil menjadi mungkin. Adanya harapan untuk mempermudah manusia
bepergian telah memunculkan berbagai alat transportasi yang semakin
canggih dan cepat. Adanya harapan untuk mempermudah manusia berinteraksi
dan berkomunikasi telah memunculkan alat komunikasi yang beraneka
ragam.
Berbicara
mengenai harapan tentunya akan selalu terkait dengan kekecewaan dan
kepuasan. Semuanya itu tergantung pada bagaimana cara manusia memandang
atau menyikapinya. Kekecewaan akan didapatkan bilamana manusia telah
diperbudak oleh harapan itu sendiri, yaitu ketika manusia memandang
bahwa harapan-harapannya harus menjadi kenyataan. Inilah hal yang
bersifat destruktif yang merupakan penyebab kehancuran hidup. Tidak
heran bila banyak yang bunuh diri karena cinta, menjadi stres karena
kerja, dan gila karena harta. Mencintai berharap pasangannya akan setia,
ketika ditinggal menjadi frustasi dan bunuh diri. Bekerja keras
berharap menjadi sukses, ketika gagal menjadi stres. Berinvestasi
berharap mendapatkan uang dan keuntungan yang berlipat ganda, ketika
bangkrut menjadi gila.
Lalu
bagaimana halnya dengan kepuasan? Kapan hal tersebut akan terwujud?.
Kepuasan akan didapatkan bila manusia tidak diperbudak oleh
harapan-harapan, tetapi manusia itu sendiri yang memegang kendali atas
harapan-harapannya. Semua manusia tidak dilarang untuk berharap, yang
terpenting adalah bagaimana manusia menyikapi dan memandang, yang pada
intinya bahwa manusia harus mampu mengelola harapan-harapannya tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa harapan sebenarnya adalah sebuah “energi”.
Manusia seharusnya memandang bahwa harapan adalah sumber energi yang
dapat memotivasi mereka untuk berbuat lebih dan berbuat yang terbaik tanpa tendensi apapun.
Sehingga di kemudian hari akan didapatkan kepuasan pada diri mereka
karena menyadari telah melakukan hal besar yang tentunya memiliki
manfaat yang besar bagi orang lain atau kehidupan.
Mencintai
tetap mencintai, bekerja tetap bekerja, berinvestasi tetap berinvestasi
tanpa tendensi apapun juga. Dengan memandang harapan sebagai sumber
energi yang memotivasi, manusia akan selalu memberikan kasih sayang dan
perhatian yang lebih kepada orang yang dicintainya, bekerja dengan penuh
semangat untuk kemajuan perusahaannya, dan berinvestasi dengan penuh
keikhlasan untuk kemaslahatan orang banyak. Tentunya hal tersebut
dilakukan tanpa tendensi apapun !!!
Semoga bumi ini menjadi lebih baik dan berwarna dengan kekuatan sumber energi harapan-harapan manusia !!!!!!!!!!!!
Semua manusia yang hidup di
dunia ini memang memiliki harapan. Karena dengan harapan itulah manusia
dapat hidup. Harapan juga membuat warna, membuat apa yang ada di dunia
ini menjadi dinamis, dan telah membuat perkembangan peradaban manusia
sampai pada titik yang kita rasakan sekarang. Harapan telah membuat yang
mustahil menjadi mungkin. Adanya harapan untuk mempermudah manusia
bepergian telah memunculkan berbagai alat transportasi yang semakin
canggih dan cepat. Adanya harapan untuk mempermudah manusia berinteraksi
dan berkomunikasi telah memunculkan alat komunikasi yang beraneka
ragam.
Berbicara
mengenai harapan tentunya akan selalu terkait dengan kekecewaan dan
kepuasan. Semuanya itu tergantung pada bagaimana cara manusia memandang
atau menyikapinya. Kekecewaan akan didapatkan bilamana manusia telah
diperbudak oleh harapan itu sendiri, yaitu ketika manusia memandang
bahwa harapan-harapannya harus menjadi kenyataan. Inilah hal yang
bersifat destruktif yang merupakan penyebab kehancuran hidup. Tidak
heran bila banyak yang bunuh diri karena cinta, menjadi stres karena
kerja, dan gila karena harta. Mencintai berharap pasangannya akan setia,
ketika ditinggal menjadi frustasi dan bunuh diri. Bekerja keras
berharap menjadi sukses, ketika gagal menjadi stres. Berinvestasi
berharap mendapatkan uang dan keuntungan yang berlipat ganda, ketika
bangkrut menjadi gila.
Lalu
bagaimana halnya dengan kepuasan? Kapan hal tersebut akan terwujud?.
Kepuasan akan didapatkan bila manusia tidak diperbudak oleh
harapan-harapan, tetapi manusia itu sendiri yang memegang kendali atas
harapan-harapannya. Semua manusia tidak dilarang untuk berharap, yang
terpenting adalah bagaimana manusia menyikapi dan memandang, yang pada
intinya bahwa manusia harus mampu mengelola harapan-harapannya tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa harapan sebenarnya adalah sebuah “energi”.
Manusia seharusnya memandang bahwa harapan adalah sumber energi yang
dapat memotivasi mereka untuk berbuat lebih dan berbuat yang terbaik tanpa tendensi apapun.
Sehingga di kemudian hari akan didapatkan kepuasan pada diri mereka
karena menyadari telah melakukan hal besar yang tentunya memiliki
manfaat yang besar bagi orang lain atau kehidupan.
Mencintai
tetap mencintai, bekerja tetap bekerja, berinvestasi tetap berinvestasi
tanpa tendensi apapun juga. Dengan memandang harapan sebagai sumber
energi yang memotivasi, manusia akan selalu memberikan kasih sayang dan
perhatian yang lebih kepada orang yang dicintainya, bekerja dengan penuh
semangat untuk kemajuan perusahaannya, dan berinvestasi dengan penuh
keikhlasan untuk kemaslahatan orang banyak. Tentunya hal tersebut
dilakukan tanpa tendensi apapun !!!
Semoga bumi ini menjadi lebih baik dan berwarna dengan kekuatan sumber energi harapan-harapan manusia !!!!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar