Kamis, 04 April 2013

Sejarah dan Makna Hari Valentine


Hari Valentine pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi - notisi dalam bentuk " valentines ". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah cupid bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun.

Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu - kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu Valentine.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.


TRADISI HARI VALENTINE DI NEGARA-NAGARA NON BARAT


Di jepang, hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai hari dimana para wanita memberi (para pria yang mereka senangi atau kasihi) permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan dengan sukarela, melainkan menjadi sebuahkewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja kantoran. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya yang besar.
Cokelat ini disebut sebagai Giri-Choco, dari kata Giri (kewajiban) dan Choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, ada pula sebuah hari balasan yang disebut "Hari Putih" (White Day) yang jatuh pada tanggal 14 Maret, dimana pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.

Di Indonesia
, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif, karena perayaan Valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang yang terkait dengan Valentine, seperti kotak cokelat, perhiasan dan boneka. Pertokoan, Tempat Hang out dan media (Stasiun TV, Radio, Online Dan Majalah Remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Valentine.

HARI VALENTINE PADA ERA MODERN


hari Valentine kemungkinan di impor oleh Amerika utara dari Britania Raya, Negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika kartu Valentine pertama yang di produksi secara massal dicetak setelah tahun 1874 oleh Esther A. Howland ( 1828 - 1904 ) dan Worcester, Massachusatts.

Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. ( Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary".)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar